Kamis, 22 November 2012

Cerita Serem + Thriller

Udah lama gak nge-blog, jadi quick updatesnya agak bingung mau apa (^^")>
Oke, gini, mau share cerita serem dari temen via SMS, simak yaa :)


                Dulu, ada sepasang kekasih. Mereka berkenalan melalui Facebook. Yang perempuan bernama Sari dan yang laki–laki bernama Doni. Mereka ini menjalani LDR (Long Distance Relationship, FYI), Sari di Yogyakarta dan Doni di Jakarta. Nah, Doni ngabarin Sari kalau kuliahnya sedang libur, jadi Doni bisa mampir ke rumahnya Sari. Lagipula, ayah–ibunya juga tinggal di Yogyakarta, yang juga merupakan kota kelahiran Doni.
                Sebelum ke rumahnya Sari, Doni mampir ke rumah orang tuanya dulu. Doni ke Yogya naik sepeda motor (maklum, anak kuliah). Singkat cerita Doni sampai di rumah orang tuanya. Doni sempat menelepon Sari jika dia akan ke rumahnya Sari besok. Sari langsung memberi alamat rumahnya, tapi ternyata rumahnya Sari sekitar 10 kilometer dari rumah orang tuanya. Tapi, itu tak mematahkan keinginan Doni untuk pergi ke rumah Sari.
                Esoknya, Doni ke rumahnya Sari saat malam hari, karena paginya Doni dan keluarganya menghadiri wisuda kakaknya, Emma.  Dia minta Sari untuk menunggunya di sebuah taman kecil di daerah kota. 30 menit berlalu, karena Doni mengira ia akan terlambat, dia ngebut. Dan saat di tikungan, tiba–tiba… ada truk gandeng yang melaju dengan kecepatan tinggi juga!!
                BRAAAAAKKKKKK!!!!!!!! Dengan refleks, Doni mengerem, tapi sayang, Dewi Fortuna lagi nggak ada di sampingnya. Doni dan motornya terlindas seperti adonan roti yang digilas dengan roll berduri. Sopir truk yang saat itu sedang mabuk mengira dia lagi melindas polisi tidur.
                Perhatian. Buat yang gak suka atau geli atau jijik dengan segala yang berbau sadis, sebaiknya langsung loncat ke paragraf selanjutnya. Jika kuat, silahkan membaca paragraf dibawah.
                Tubuh Doni udah nggak berbentuk. Kepalanya pecah dengan otak berceceran, tangannya hancur, badannya terbagi–bagi menjadi beberapa bagian kecil, ususnya keluar, dan bahkan ada yang putus. Badannya udah hancur seperti tomat yang diblender (nggak juga sih), darah menyebar di seluruh badan jalan. Ketika warga sekitar menuju TKP, banyak yang muntah, nangis, histeris, dan pingsan melihat jasad Doni yang sudah kehilangan bentuk. Refleks, warga banyak yang menelepon ambulans.
                Beberapa menit kemudian, ambulans datang. Mereka (petugas ambulans) harus mengambil mayat Doni dengan pinset dan penjepit. Beberapa sampel darah diambil, setelah itu warga membersihkan jalan yang berlumuran darah. Sementara itu, Sari yang nggak tahu ada kejadian kecelakaan itu, merasa telah dipermainkan oleh Doni. Akhirnya dia mengirim SMS ke Doni untuk memutus tali cinta mereka, namun tak ada tanggapan dari Doni.
                Beberapa bulan kemudian, Sari udah punya pacar baru, namanya Heri. Nah, mereka ini lagi kencan di taman kecil tempat Sari nunggu Doni dulu. Tiba–tiba handphone Sari bunyi. Sebenarnya sih, mereka udah diperingatkan sama warga kalo akhir–akhir ini taman kecil itu ada yang nunggu, yang selalu muncul di taman itu. Katanya warga, jika ada orang yang pacaran, maka akan diganggu sampai mereka putus, bahkan ada yang sampai bunuh diri. Tapi, Sari sama Heri bukan tipe orang penakut.
                Lanjut ke cerita handphone-nya Sari yang bunyi.
                “Angkat aja Sar, siapa tahu penting” Heri mempersilahkan, lalu Sari mengangkat telepon itu.
                “Halo” Sari menjawab.
“Sar, ini aku, Doni” terdengar suara Doni lirih.
“APA???!!! Setelah berbulan–bulan kamu baru menghubungi aku??!!” tampaknya, emosi Sari tak tertahankan. Heri memberi isyarat Sari untuk me-loudspeaker teleponnya.
“Maafin aku, aku gak datang soalnya aku kecelakaan dan aku meninggal”
“Kamu pasti bercanda!” lalu Sari menutup teleponnya.
“Siapa?” Heri bertanya.
“Mantanku, her” Sari menjawab.
“Siapa namanya?”
“Doni”
“Doni? Doni Ardiansyah?” Heri terlihat kaget.
“Iya. Kok tahu?”
“APAAAA???????!!!!!!!!!” Heri tetap terkaget–kaget.
“Kenapa, Her?”
“Dia udah meninggal 7 bulan lalu, Sar”
“APAAA???!!!! Gak mungkin!”
“Iya. Dia meninggal karena kecelakaan”
Seketika, ada sesosok orang halus di pohon.
“Sari, akhirnya kita bertemu”. Doni menyapa, namun kaget melihat orang di sebelah Sari.
“Heri?! Kamu sahabatku, tapi kenapa kamu mengambil Sari dari aku?”
“A…a…aku g…gak ta…tahu ka…ka…kalau dia pa…pacarmu…” jawab Heri terbata–bata.
Deskripsi wajah hantu Doni. Perhatian. Buat yang gak suka atau geli atau jijik dengan segala yang berbau sadis, sebaiknya langsung loncat ke paragraf selanjutnya. Jika kuat, silahkan membaca paragraf dibawah.
Arwah Doni berlumuran darah, bahkan di beberapa bagian, tulangnya terlihat. Kepalanya yang putus dibawanya dan dipegang di depan dadanya. Wajahnya nggak berbentuk dengan mata menggantung. Sontak Sari takut dan nangis.
Sari lalu menangis histeris, “Aku mohon kamu maafin aku, aku nggak tahu kalau kamu kecelakaan. Maafin aku karena aku sudah marah sama kamu.” Berjuta–juta kata maaf terlontar dari mulut Sari, namun tidak digubris. Tiba – tiba Doni memakan Heri.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” Heri berteriak ketika dagingnya dimakan satu persatu. Hati, usus, lambung, hingga yang terakhir, jantung.
“Ini hukuman untuk dia, karena dia telah membuatku kecewa” kata Doni.
“Aku mohon, maafkan aku! Biarkan aku bebas!!” Sari memohon sambil menangis.
“Tidak! Kamu telah membuatku kecewa. Kini aku akan mengutukmu!” Seketika muka Sari berubah menjadi jelek dengan kudis di seluruh mukanya (kayak cerita peri, nih xP). Lalu, arwah Doni menghilang. Karena kutukan itu, Sari menjadi stress dan gila, lalu ia berjalan, terus, hingga ke tempat Doni kecelakaan dulu. Namun, Sari meninggal di tempat itu juga. Dengan cara yang sama. Dengan truk gandeng yang sama. Dengan sopir yang sama–sama mabuk. Dan dengan keadaan yang sama pula. Akhirnya, mereka berdua menjadi hantu gentayangan di tempat itu juga.
~THE END~

Keriting juga tangan ini. Oh ya, cerita ini fiktif, jadi gak usah takut. Oh iya, makasih buat:
"Deanty Terra Pitaloka"
yang udah ngarang nih cerita. Dia suka yang sadis - sadis gitu, jadi gak heran kalo ceritanya kayak gitu.

C U next!

1 komentar:

  1. Makasih ya mas udh dipost x3
    sory klo ada sadisnya ;D

    BalasHapus