Oke, gini, mau share cerita serem dari temen via SMS, simak yaa :)
Dulu,
ada sepasang kekasih. Mereka berkenalan melalui Facebook. Yang perempuan
bernama Sari dan yang laki–laki bernama Doni. Mereka ini menjalani
LDR (Long Distance Relationship, FYI), Sari di Yogyakarta dan Doni di Jakarta. Nah,
Doni ngabarin Sari kalau kuliahnya sedang libur, jadi Doni bisa mampir ke
rumahnya Sari. Lagipula, ayah–ibunya juga tinggal di Yogyakarta, yang juga
merupakan kota kelahiran Doni.
Sebelum
ke rumahnya Sari, Doni mampir ke rumah orang tuanya dulu. Doni ke Yogya naik
sepeda motor (maklum, anak kuliah). Singkat cerita Doni sampai di rumah orang
tuanya. Doni sempat menelepon Sari jika dia akan ke rumahnya Sari besok. Sari langsung
memberi alamat rumahnya, tapi ternyata rumahnya Sari sekitar 10 kilometer dari
rumah orang tuanya. Tapi, itu tak mematahkan keinginan Doni untuk pergi ke
rumah Sari.
Esoknya,
Doni ke rumahnya Sari saat malam hari, karena paginya Doni dan keluarganya
menghadiri wisuda kakaknya, Emma. Dia minta
Sari untuk menunggunya di sebuah taman kecil di daerah kota. 30 menit berlalu,
karena Doni mengira ia akan terlambat, dia ngebut. Dan saat di tikungan, tiba–tiba…
ada truk gandeng yang melaju dengan kecepatan tinggi juga!!
BRAAAAAKKKKKK!!!!!!!!
Dengan refleks, Doni mengerem, tapi sayang, Dewi Fortuna lagi nggak ada di
sampingnya. Doni dan motornya terlindas seperti adonan roti yang digilas dengan
roll berduri. Sopir truk yang saat
itu sedang mabuk mengira dia lagi melindas polisi tidur.
Perhatian.
Buat yang gak suka atau geli atau jijik dengan segala yang berbau sadis,
sebaiknya langsung loncat ke paragraf selanjutnya. Jika kuat, silahkan membaca paragraf
dibawah.
Tubuh Doni
udah nggak berbentuk. Kepalanya pecah dengan otak berceceran, tangannya hancur,
badannya terbagi–bagi menjadi beberapa bagian kecil, ususnya keluar, dan bahkan
ada yang putus. Badannya udah hancur seperti tomat yang diblender (nggak juga
sih), darah menyebar di seluruh badan jalan. Ketika warga sekitar menuju TKP,
banyak yang muntah, nangis, histeris, dan pingsan melihat jasad Doni yang sudah
kehilangan bentuk. Refleks, warga banyak yang menelepon ambulans.
Beberapa
menit kemudian, ambulans datang. Mereka (petugas ambulans) harus mengambil
mayat Doni dengan pinset dan penjepit. Beberapa sampel darah diambil, setelah
itu warga membersihkan jalan yang berlumuran darah. Sementara itu, Sari yang
nggak tahu ada kejadian kecelakaan itu, merasa telah dipermainkan oleh Doni. Akhirnya
dia mengirim SMS ke Doni untuk memutus tali cinta mereka, namun tak ada tanggapan
dari Doni.
Beberapa
bulan kemudian, Sari udah punya pacar baru, namanya Heri. Nah, mereka ini lagi
kencan di taman kecil tempat Sari nunggu Doni dulu. Tiba–tiba handphone Sari bunyi. Sebenarnya sih,
mereka udah diperingatkan sama warga kalo akhir–akhir ini taman kecil itu ada
yang nunggu, yang selalu muncul di taman itu. Katanya warga, jika ada orang
yang pacaran, maka akan diganggu sampai mereka putus, bahkan ada yang sampai
bunuh diri. Tapi, Sari sama Heri bukan tipe orang penakut.
Lanjut ke
cerita handphone-nya Sari yang bunyi.
“Angkat
aja Sar, siapa tahu penting” Heri mempersilahkan, lalu Sari mengangkat telepon
itu.
“Halo”
Sari menjawab.
“Sar, ini aku, Doni” terdengar
suara Doni lirih.
“APA???!!! Setelah berbulan–bulan kamu baru menghubungi
aku??!!” tampaknya, emosi Sari tak tertahankan. Heri memberi isyarat Sari untuk
me-loudspeaker teleponnya.
“Maafin aku, aku gak datang soalnya aku kecelakaan dan aku
meninggal”
“Kamu pasti bercanda!” lalu Sari menutup teleponnya.
“Siapa?” Heri bertanya.
“Mantanku, her” Sari menjawab.
“Siapa namanya?”
“Doni”
“Doni? Doni Ardiansyah?” Heri terlihat kaget.
“Iya. Kok tahu?”
“APAAAA???????!!!!!!!!!” Heri tetap terkaget–kaget.
“Kenapa, Her?”
“Dia udah meninggal 7 bulan lalu, Sar”
“APAAA???!!!! Gak mungkin!”
“Iya. Dia meninggal karena kecelakaan”
Seketika, ada sesosok orang halus di pohon.
“Sari, akhirnya kita bertemu”. Doni menyapa, namun kaget
melihat orang di sebelah Sari.
“Heri?! Kamu sahabatku, tapi kenapa kamu mengambil Sari
dari aku?”
“A…a…aku g…gak ta…tahu ka…ka…kalau dia pa…pacarmu…” jawab
Heri terbata–bata.
Deskripsi wajah hantu Doni. Perhatian. Buat yang gak suka
atau geli atau jijik dengan segala yang berbau sadis, sebaiknya langsung loncat
ke paragraf selanjutnya. Jika kuat, silahkan membaca paragraf dibawah.
Arwah Doni berlumuran darah, bahkan di beberapa bagian,
tulangnya terlihat. Kepalanya yang putus dibawanya dan dipegang di depan
dadanya. Wajahnya nggak berbentuk dengan mata menggantung. Sontak Sari takut
dan nangis.
Sari lalu menangis histeris, “Aku mohon kamu maafin aku,
aku nggak tahu kalau kamu kecelakaan. Maafin aku karena aku sudah marah sama
kamu.” Berjuta–juta kata maaf terlontar dari mulut Sari, namun tidak digubris. Tiba
– tiba Doni memakan Heri.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” Heri
berteriak ketika dagingnya dimakan satu persatu. Hati, usus, lambung, hingga
yang terakhir, jantung.
“Ini hukuman untuk dia, karena dia telah membuatku kecewa”
kata Doni.
“Aku mohon, maafkan aku! Biarkan aku bebas!!” Sari memohon
sambil menangis.
“Tidak! Kamu telah membuatku kecewa. Kini aku akan
mengutukmu!” Seketika muka Sari berubah menjadi jelek dengan kudis di seluruh
mukanya (kayak cerita peri, nih xP). Lalu, arwah Doni menghilang. Karena kutukan
itu, Sari menjadi stress dan gila, lalu ia berjalan, terus, hingga ke tempat
Doni kecelakaan dulu. Namun, Sari meninggal di tempat itu juga. Dengan cara
yang sama. Dengan truk gandeng yang sama. Dengan sopir yang sama–sama mabuk. Dan
dengan keadaan yang sama pula. Akhirnya, mereka berdua menjadi hantu
gentayangan di tempat itu juga.
~THE END~
Keriting juga tangan ini. Oh ya, cerita ini fiktif, jadi gak usah takut. Oh iya, makasih buat:
"Deanty Terra Pitaloka"
yang udah ngarang nih cerita. Dia suka yang sadis - sadis gitu, jadi gak heran kalo ceritanya kayak gitu.
C U next!
Makasih ya mas udh dipost x3
BalasHapussory klo ada sadisnya ;D